Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tips. Tampilkan semua postingan

Tips untuk menjadi Estimator Biaya Proyek yang Handal

Dalam dunia Proyek Sipil, Estimator adalah Seorang Tenaga Ahli Perhitungan pada pelaksanaan pembangunan Proyek Sipil. Sebagian tugasnya adalah melakukan Analisa Perhitungan Biaya, Perhitungan Pemakaian Bahan, dan Kontrol terhadap Pemakaian Bahan yang akan terjadi pada Pelaksanaan Proyek tersebut nantinya. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu Peran Penting dari seorang Estimator.
Seorang Estimator Proyek Sipil yang Handal, sebaiknya memiliki Kriteria sebagai berikut:

  1. Mampu "Membaca" Gambar, maksudnya adalah Dapat Memahami secara Benar dan Lengkap semua Item Pekerjaan yang ada pada Gambar Rencana (Bestek) sebuah Proyek Sipil.
  2. Memiliki Pengetahuan yang Luas terhadap Bahan dan Produk yang biasa digunakan dalam pekerjaan Proyek Sipil, baik itu Spesifikasi, Jenis, Merk, Volume, Harga, dan informasi penting lainnya. Misalnya Semen, Pasir, Kerikil, Besi, Kayu, Batu bata, Kusen, Besi Baja Berat, Baja Ringan, Atap, Plafon, dan banyak Bahan/Produk lainnya.
  3. Mahir dan Menguasai Aplikasi Microsoft Excel pada Komputer, karena dengan bantuan Aplikasi ini Semua Pekerjaan Perhitungan dapat dilaksanakan dengan Akurat dan Cepat. Termasuk juga dalam membuat Kurva-S untuk Kontrol Progress pada Pelaksanaan Pekerjaan nantinya.
  4. Cermat dan Teliti dalam melakukan Perhitungan, karena akan fatal sekali akibatnya apabila terjadi kesalahan dalam Perhitungan, yang bisa menyebabkan "Hasil Perhitungan" menjadi Salah, sehingga berdampak buruk bagi Pengajuan Tender dan Pelaksanaan Pekerjaan nantinya.
  5. Mengetahui secara Persis tentang Nilai Upah Pekerjaan dari setiap Item Pekerjaan. Misalnya Upah Pekerjaan Pemasangan Batubata permeter-persegi, Upah Pemasangan Plafon, Upah Pengecatan, dan banyak Upah lainnya.
  6. Dapat melakukan Analisa Perhitungan Sendiri secara Real dengan Benar dan Akurat terhadap Penggunaan Bahan dan Upah dalam Pekerjaan Sipil. Jangan hanya mengandalkan koefisien-koefisien yang telah ditetapkan oleh "orang lain". Misalnya. Analisa terhadap Pekerjaan Beton permeter-kubik, Analisa terhadap Pekerjaan Pemasangan Batu Bata permeter-persegi, dan lain-lain. Karena banyak Analisa tersebut yang saya lihat tidak akurat dan tidak sama dengan aplikasi langsung di lapangan.
  7. Menguasai Perhitungan Efisiensi Alat Berat, seperti Excavator, Crane, Dump-Truck, dsb.

Berdasarkan pengamatan saya, saya melihat seorang Estimator akan lebih Handal apabila telah memiliki Pengalaman Pelaksanaan Kerja di lapangan, tentu saja dia juga harus menguasai 7 Kriteria diatas. Karena Perhitungan yang dilakukannya akan lebih Real layaknya di lapangan.
Demikian beberapa Kriteria Penting yang sebaiknya ada pada seorang Estimator Proyek Sipil. Jika ada yang ingin menambahkan, silahkan isi pada Kolom Komentar dibawah.

Share:

Berapa Kebutuhan Batu Bata Merah Per Meter Persegi Untuk Pemasangan Dinding Tembok Bata

Menghitung kebutuhan batu bata permeter persegi dinding bata memang gampang-gampang susah. Memang sudah ada rumus khusus yang bisa langsung kita gunakan untuk menghitung kebutuhan batu bata merah dalam pemasangan tembok 1 meter persegi. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah Ukuran Batu Bata Merah (panjang, lebar, dan tingginya) tidak sama untuk masing-masing Kota yang ada di Indonesia. Ini dikarenakan produksi Batu bata itu sendiri yang dibuat berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan dari daerah itu masing-masing. Bahkan dalam satu daerah yang sama saja, banyak terdapat perbedaan ukuran Volume Batu bata (panjang, lebar, dan tingginya). Tentu saja hal ini membuat Kebutuhan Jumlah Batu Bata dalam 1 m2 menjadi berbeda-beda pula.
Cara Menghitung Jumlah Batubata dalam 1 m2 Pemasangan Dinding Bata Ada Bermacam-macam Antara Lain:

Dengan Cara Uji Coba Langsung di Lapangan
  • Lakukan pemasangan batubata terlebih dahulu pada lokasi yang telah ditetapkan, dengan Spesi Mortar dibuat ketebalan standard, oleh Pekerja (tukang batu)
  • Pemasangan batu bata tersebut buat menjadi bentuk yang beraturan, misalnya persegi panjang, agar mudah dilakukan Pengukuran Luas (Panjang dan Tingginya) nantinya,
  • Pemasangan batu bata tersebut usahakan seluas mungkin, misalnya targetkan lebih kurang 10 m2.
  • Setelah pemasangan Batu bata selesai, lakukan Pengukuran secara Detail terhadap Luas Dinding Batu Bata tadi, misalnya didapat Luas Pasangan Batu bata = 11,37 m2.
  • Selanjutnya lakukan Perhitungan Manual secara detail terhadap Jumlah Batu Bata yang terpasang (seluas 11,37 m2 tersebut), misalnya diperoleh angka 716 bh.
  • Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu: Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 716 bh : 11,37 m2 = 63 bh/m2
Dengan Cara Menggunakan Rumus Yang Disesuaikan Dengan Ukuran Batu Bata Yang Akan Digunakan
  • Yaitu dengan cara Pengukuran terhadap "Panjang dan Tinggi" Batu bata terlebih dahulu, misalnya didapat nilai Panjang = 21 cm, Tinggi = 4,5 cm.
  • Menambahkan ketebalan Spesi Mortar terhadap "Sisi Atas dari Panjang Batu bata" dan "Sisi Samping dari Batu bata", misalnya penambahan Spesi Mortar adalah 2 cm.
  • Didapat nilai Efisiensi 1 buah Batu bata yang telah dilapisi Spesi Mortar (pada kedua sisi tersebut), Panjang menjadi = 23 cm, Tinggi menjadi = 6,5 cm.
Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Luas Efisiensi 1 buah Batu bata + Mortar = 0,23 m x 0,065 m (satuan diubah dalam Meter)
= 0,01495 m2 - Berarti, Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 1 m2 : 0,01495 m2
= 67 bh/m2

Ada 1 Faktor lagi yang paling menentukan dalam Menghitung Jumlah Kebutuhan Batu bata ini, yaitu "Tebal Spesi Mortar". Ketebalan Spesi Mortar ini bisa sangat bervariasi jika pelaksanaan Pemasangan Dinding Batu bata dilakukan untuk dinding yang akan diplester, karena tidak ada keharusan tebalnya harus sama persis (seragam). Berbeda kalau Dinding Batu Bata ini didisain untuk di-Ekspose, tentu tebal Spesi Mortar ini harus dibuat persis sama tebal, agar tampak bagus dan rapi. Biasanya Dinding Bata yang akan di-Ekspose ini sebaiknya menggunakaan Batu Bata Klinker yang lebih Presisi dan Rapi. Semoga artikel cara menghitung kebutuhan batu bata merah per meter persegi untuk pemasangan dinding bata  ini bisa bermanfaat.

Cara Memilih Batu Bata Yang Bagus
  • Sebaiknya membeli batu bata dari 1 penjual. Membeli batu bata dari beberapa penjual sering kali didapatkan batu bata yang tidak sama ukurannya. Meskipun sama-sama tetap bisa digunakan, akan menyebabkan permukaan dinding tembok kurang rapi.
  • Sebelum membeli sebaiknya cek dulu kondisi fisik batu bata yang akan dibeli, jangan hanya lewat telepon.
  • Batu bata yang bagus mestinya ukurannya seragam, tidak besar kecil. Akan lebih baik jika bisa mendapatkan batu bata dengan ukuran yang lebih besar. Karena hal ini berarti akan menghemat pemakaian material bangunan.
  • Batu bata yang bagus biasanya memiliki permukaan yang relatif halus. Hal ini menandakan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah liat yang bagus, dan menandakan tidak dicampur dengan bahan lainnya. ( Saat ini para pembuat batu bata terkadang mencampur bahan baku tanah liat dengan sekam, abu batu bara, pasir kali atau tanah yang jelek ). Permukaan batu bata yang halus dan rata juga menandakan proses pembakaran yang lebih baik ( rata ).
  • Warna batu bata yang bagus adalah merah tua. Akan lebih baik lagi jika berwarna merah tua agak abu-abu kebiruan. Ini menandakan proses pembakaran batu bata benar-benar matang.
  • Warna batu bata yang merah muda atau agak coklat menandakan proses pembakaran yang kurang matang dan sempurna ( tidak menggunakan kayu ).
  • Batu bata yang bagus kualitasnya seharusnya keras.

Ada beberapa cara mudah untuk mengetes kekerasan batu bata tanpa menggunakan alat :
Dengan dipukul-pukul. Batu bata yang berkualitas bagus dan keras akan mengeluarkan suara yang nyaring dan lepas. Ting-ting-tinggi. Sedang batu bata yang tidak keras sebaliknya. Suara yang dikeluarkan akan kurang nyaring dan tertahan saat dipukul-pukul, prek-prek-prek
Dengan dijatuhkan. Ambil dan angkat sebuah batu bata setinggi sekitar 1 meter atau lebih, lalu jatuhkan ke tanah. Batu bata yang keras dan bagus kualitasnya tidak akan patah apalagi remuk.

Cara Menghitung volume dinding 1 rumah dalam m2 Contoh cara mencari luasan dinding pada rumah dengan denah sebagai berikut, tinggi tembok rumah 3m. sedangkan tembok luar 1,2m.

Denah Dinding Rumah

Total panjang dinding =
  • tinggi 3m = A+B+C+D+E+H+J+K = 5+5+2,5+2,5+2,5+8,7+5,2+7,5=38,9m.
  • tinggi 1,2m =M+L+G =3,3+4,5+4=11,8m.
  • Luas dinding keseluruhan =
  • tinggi 3m =38,9m x 3m = 116,7m2.
  • tinggi 1,2m= 11,8m x 1,2m =14,16m2.
  • total luas dinding =130,86m2.
  • Luas pintu dan jendela =
  • Pintu jendela ruang tamu = (2,15 x 0,9)+(0,65 x 1,6) = 2,975m2.
  • Pintu ruang dapur = 2,15 x 0,9= 1,935m2.
  • Pintu kamar mandi /WC = 2,15 x 0,9 = 1,935m2.
  • Jendela ruang tidur depan = 1,35 x 1,5 = 2,025m2.
  • Jendela ruang tidur belakang = 0,7 x 1,5 = 1,05m2.
  • Jendela dapur = 0,7 x 1,2 = 0,84m2.
  • Total luas pintu dan jendela = 2,975m2 + 1,935m2 + 1,935m2 + 2,025 + 1,05 + 0,84 = 10,76 m2.
  • Volume dinding = luas dinding keseluruhan – luas pintu dan jendela
  • Luas dinding = 130,86m2 – 10,76m2 = 120,1 m2.
Jadi luas dinding pada gambar rumah tersebut adalah 120,1 m2. selanjutnya kita bisa menghitung kebutuhan materialnya, meliputi batu bata, pasir dan semen. caranya dengan melihat koefisien analisa harga satuan pasangan dinding batu bata.

Silahkan disebarkan dan dibagikan jika bermanfaat, dan jika anda berminat untuk copy paste juga dipersilahkan tidak perlu ijin lagi, semoga bermanfaat.
Share:

SITEMAP

Postingan Populer

Label