Tabel berat besi

Dalam perhitungan struktur bangunan maupun pembuatan bestat besi diperlukan data berat per m sehingga dapat dihitung total berat struktur yang akan dihitung atau jumlah besi dalam kg yang harus dibeli untuk melaksanakan sebuah kegiatan pembangunan struktur beton bertulang. Harga besi yang terkadang naik sehingga membuat biaya pembangunan melonjak dapat dihemat dengan cara menghitung struktur bangunan yang menggunakan besi sedikit mungkin namun tetap kuat dan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Berikut ini tabel berat besi yang dapat digunakan untuk menghitung volume besi atau struktur besi.



 

TABEL BESI
BESI BETON POLOS & ULIR
UKURANBERAT
(mm)(Kg)
60.222
80.395
90.500
100.617
120.888
131.040
161.578
161.578
192.223
222.985
253.853
284.830
295.185
326.313
367.990
6p0.22
8p0.4
9p0.5
10p0.62
12p0.89
13p1.04
16p1.57
16p1.58
19p2.23
22p2.98
25p3.85
28p4.83
29p5.19
32p6.31
36p7.99

Contoh perhitungan volume besi dalam kg

misalnya kita akan membangun suatu bagian struktur bangunan yang membutuhkan besi diameter 8 dengan panjang 22 meter, lalu berapa kg besi dimater 8 yang harus dibeli? karena panjang dan diamter besi sudah kita ketahui maka kita dapat melakukan langkah pertama yaitu melihat tabel berat besi dimana kita lihat berat/m besi diameter 8 menurut tabel adalah 0.395

  • maka volume besi dalam kilo gram = V= 0.395 x 22 = 8.69 KG
  • Untuk mengetahui jumlah batang bisa dibagi dengan panjang perbatang, jika panjang besi perbuah 11 m maka besi yang dibutuhkan adalah 22/11 = 2 batang

Jadi setelah kita hitung total keseluruhan kg besi yang harus didatangkan adalah 8,65 Kg atau 2 batang selanjutnya tinggal datang ke toko bangunan untuk membeli besi sesuai dengan kebutuhan, terkadang juga perlu membeli lebih dari perhitungan sebagai faktor keamanan, buat jaga-jaga kalau ternyata salah hitung, ada kehilangan, atau salah potong 🙂

Ini jika yang kita hitung adalah besi bulat dan apabila menggunakan struktur baja dengan aneka bentuk maka bisa menuju ka artikel download tabel baja untuk perhitungan struktur dalam format microsoft excel yang tersedia dalam berbagai macam ukuran baja sesuai ukuran pabrik yang dijual dipasaran.

Share:

Berapa Kebutuhan Batu Bata Merah Per Meter Persegi Untuk Pemasangan Dinding Tembok Bata

Menghitung kebutuhan batu bata permeter persegi dinding bata memang gampang-gampang susah. Memang sudah ada rumus khusus yang bisa langsung kita gunakan untuk menghitung kebutuhan batu bata merah dalam pemasangan tembok 1 meter persegi. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah Ukuran Batu Bata Merah (panjang, lebar, dan tingginya) tidak sama untuk masing-masing Kota yang ada di Indonesia. Ini dikarenakan produksi Batu bata itu sendiri yang dibuat berbeda-beda, sesuai dengan kebiasaan dari daerah itu masing-masing. Bahkan dalam satu daerah yang sama saja, banyak terdapat perbedaan ukuran Volume Batu bata (panjang, lebar, dan tingginya). Tentu saja hal ini membuat Kebutuhan Jumlah Batu Bata dalam 1 m2 menjadi berbeda-beda pula.
Cara Menghitung Jumlah Batubata dalam 1 m2 Pemasangan Dinding Bata Ada Bermacam-macam Antara Lain:

Dengan Cara Uji Coba Langsung di Lapangan
  • Lakukan pemasangan batubata terlebih dahulu pada lokasi yang telah ditetapkan, dengan Spesi Mortar dibuat ketebalan standard, oleh Pekerja (tukang batu)
  • Pemasangan batu bata tersebut buat menjadi bentuk yang beraturan, misalnya persegi panjang, agar mudah dilakukan Pengukuran Luas (Panjang dan Tingginya) nantinya,
  • Pemasangan batu bata tersebut usahakan seluas mungkin, misalnya targetkan lebih kurang 10 m2.
  • Setelah pemasangan Batu bata selesai, lakukan Pengukuran secara Detail terhadap Luas Dinding Batu Bata tadi, misalnya didapat Luas Pasangan Batu bata = 11,37 m2.
  • Selanjutnya lakukan Perhitungan Manual secara detail terhadap Jumlah Batu Bata yang terpasang (seluas 11,37 m2 tersebut), misalnya diperoleh angka 716 bh.
  • Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu: Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 716 bh : 11,37 m2 = 63 bh/m2
Dengan Cara Menggunakan Rumus Yang Disesuaikan Dengan Ukuran Batu Bata Yang Akan Digunakan
  • Yaitu dengan cara Pengukuran terhadap "Panjang dan Tinggi" Batu bata terlebih dahulu, misalnya didapat nilai Panjang = 21 cm, Tinggi = 4,5 cm.
  • Menambahkan ketebalan Spesi Mortar terhadap "Sisi Atas dari Panjang Batu bata" dan "Sisi Samping dari Batu bata", misalnya penambahan Spesi Mortar adalah 2 cm.
  • Didapat nilai Efisiensi 1 buah Batu bata yang telah dilapisi Spesi Mortar (pada kedua sisi tersebut), Panjang menjadi = 23 cm, Tinggi menjadi = 6,5 cm.
Sekarang bisa kita lakukan Perhitungan, yaitu:
Luas Efisiensi 1 buah Batu bata + Mortar = 0,23 m x 0,065 m (satuan diubah dalam Meter)
= 0,01495 m2 - Berarti, Jumlah Batu bata Per-meter Persegi = 1 m2 : 0,01495 m2
= 67 bh/m2

Ada 1 Faktor lagi yang paling menentukan dalam Menghitung Jumlah Kebutuhan Batu bata ini, yaitu "Tebal Spesi Mortar". Ketebalan Spesi Mortar ini bisa sangat bervariasi jika pelaksanaan Pemasangan Dinding Batu bata dilakukan untuk dinding yang akan diplester, karena tidak ada keharusan tebalnya harus sama persis (seragam). Berbeda kalau Dinding Batu Bata ini didisain untuk di-Ekspose, tentu tebal Spesi Mortar ini harus dibuat persis sama tebal, agar tampak bagus dan rapi. Biasanya Dinding Bata yang akan di-Ekspose ini sebaiknya menggunakaan Batu Bata Klinker yang lebih Presisi dan Rapi. Semoga artikel cara menghitung kebutuhan batu bata merah per meter persegi untuk pemasangan dinding bata  ini bisa bermanfaat.

Cara Memilih Batu Bata Yang Bagus
  • Sebaiknya membeli batu bata dari 1 penjual. Membeli batu bata dari beberapa penjual sering kali didapatkan batu bata yang tidak sama ukurannya. Meskipun sama-sama tetap bisa digunakan, akan menyebabkan permukaan dinding tembok kurang rapi.
  • Sebelum membeli sebaiknya cek dulu kondisi fisik batu bata yang akan dibeli, jangan hanya lewat telepon.
  • Batu bata yang bagus mestinya ukurannya seragam, tidak besar kecil. Akan lebih baik jika bisa mendapatkan batu bata dengan ukuran yang lebih besar. Karena hal ini berarti akan menghemat pemakaian material bangunan.
  • Batu bata yang bagus biasanya memiliki permukaan yang relatif halus. Hal ini menandakan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah liat yang bagus, dan menandakan tidak dicampur dengan bahan lainnya. ( Saat ini para pembuat batu bata terkadang mencampur bahan baku tanah liat dengan sekam, abu batu bara, pasir kali atau tanah yang jelek ). Permukaan batu bata yang halus dan rata juga menandakan proses pembakaran yang lebih baik ( rata ).
  • Warna batu bata yang bagus adalah merah tua. Akan lebih baik lagi jika berwarna merah tua agak abu-abu kebiruan. Ini menandakan proses pembakaran batu bata benar-benar matang.
  • Warna batu bata yang merah muda atau agak coklat menandakan proses pembakaran yang kurang matang dan sempurna ( tidak menggunakan kayu ).
  • Batu bata yang bagus kualitasnya seharusnya keras.

Ada beberapa cara mudah untuk mengetes kekerasan batu bata tanpa menggunakan alat :
Dengan dipukul-pukul. Batu bata yang berkualitas bagus dan keras akan mengeluarkan suara yang nyaring dan lepas. Ting-ting-tinggi. Sedang batu bata yang tidak keras sebaliknya. Suara yang dikeluarkan akan kurang nyaring dan tertahan saat dipukul-pukul, prek-prek-prek
Dengan dijatuhkan. Ambil dan angkat sebuah batu bata setinggi sekitar 1 meter atau lebih, lalu jatuhkan ke tanah. Batu bata yang keras dan bagus kualitasnya tidak akan patah apalagi remuk.

Cara Menghitung volume dinding 1 rumah dalam m2 Contoh cara mencari luasan dinding pada rumah dengan denah sebagai berikut, tinggi tembok rumah 3m. sedangkan tembok luar 1,2m.

Denah Dinding Rumah

Total panjang dinding =
  • tinggi 3m = A+B+C+D+E+H+J+K = 5+5+2,5+2,5+2,5+8,7+5,2+7,5=38,9m.
  • tinggi 1,2m =M+L+G =3,3+4,5+4=11,8m.
  • Luas dinding keseluruhan =
  • tinggi 3m =38,9m x 3m = 116,7m2.
  • tinggi 1,2m= 11,8m x 1,2m =14,16m2.
  • total luas dinding =130,86m2.
  • Luas pintu dan jendela =
  • Pintu jendela ruang tamu = (2,15 x 0,9)+(0,65 x 1,6) = 2,975m2.
  • Pintu ruang dapur = 2,15 x 0,9= 1,935m2.
  • Pintu kamar mandi /WC = 2,15 x 0,9 = 1,935m2.
  • Jendela ruang tidur depan = 1,35 x 1,5 = 2,025m2.
  • Jendela ruang tidur belakang = 0,7 x 1,5 = 1,05m2.
  • Jendela dapur = 0,7 x 1,2 = 0,84m2.
  • Total luas pintu dan jendela = 2,975m2 + 1,935m2 + 1,935m2 + 2,025 + 1,05 + 0,84 = 10,76 m2.
  • Volume dinding = luas dinding keseluruhan – luas pintu dan jendela
  • Luas dinding = 130,86m2 – 10,76m2 = 120,1 m2.
Jadi luas dinding pada gambar rumah tersebut adalah 120,1 m2. selanjutnya kita bisa menghitung kebutuhan materialnya, meliputi batu bata, pasir dan semen. caranya dengan melihat koefisien analisa harga satuan pasangan dinding batu bata.

Silahkan disebarkan dan dibagikan jika bermanfaat, dan jika anda berminat untuk copy paste juga dipersilahkan tidak perlu ijin lagi, semoga bermanfaat.
Share:

Analisa Harga Satuan Pekerjaan Rangka Baja Ringan

Bagaimana Cara Analisa Harga Satuan Pekerjaan Baja Ringan seringkali di temui terutama pada saat menghitung kebutuhan rangka atap baja ringan. ada beberapa cara menghitung rangka atap baja ringan bagi para perencana atau arsitek untuk menghitung kebutuhan atap baja ringan tentulah sulit karena dalam menganalisa haruslah di buktikan melalui praktek langsung di lapangan (praxis)

Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan perlu adanya suatu analisa untuk mempertanggung jawabkan suatu pekerjaan apabila pemberi pekerjaan (owner) meminta untuk membuktikan hasil hitungan. Analisa harga satuan pekerjaan hanya untuk pekerjaan penutup atap genteng metal (Metal Roof)

Analisa rangka atap baja ringan tergantung pada penutup atap dan beban berat dari genteng tentu setiap analisa berbeda-beda hitungannya.

Rumus Estimasi harga rangka atap baja ringan = Luas x Harga permeter

Misalkan :

Panjang = 12m

Lebar = 6m

Kemiringan 30° = 0,8660

Luas = Panjang X Lebar = 12m x 6m ÷ 0,8660 = 83m2

Estimasi Harga rangka atap baja ringan tersebut adalah 83m2 x Rp. 110.000 = Rp. 9.130.000.

Share:

Cara Menghitung Rangka Atap

Secara mendasar, rangka atap terdiri dari tiga bagian, yaitu: gordeng, usuk dan reng. Namun untuk beberapa jenis atap tertentu seperti asbes, seng, dan onduline hanya menggunakan gordeng saja tanpa reng dan usuk, tinggal pengaturan jarak gordeng saja yang diatur agar tidak terlalu jarang.

Pengetahuan tentang cara menghitung rangka atap sangat penting, tidak hanya bagi tukang atau praktisi bangunan, si empunya rumah juga perlu mengetahui berapa kebutuhan rangka atap dan cara menghitungnya. Siapa tahu Anda bisa lebih ahli dari praktisi dan tukang, sehingga dapat melakukan kontrol terhadap kebutuhan bahan bangunan.

Menghitung Menggunakan Rumus dan Koefisien Sederhana

Kali ini saya akan menjelaskan cara mudah menghitung kebutuhan rangka atap genteng, yang tersusun dari ketiga bagian rangka atap (tidak termasuk kuda-kuda kayu, kuda-kuda kayu dihitung dengan cara tersendiri).

Dengan berpedoman pada koefisien yang telah ditetapkan, maka kita dapat menghitung kebutuhan rangka atap dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Volume= Panjang x Lebar (digunakan untuk bidang persegi panjang atau segi empat)

Di beberapa daerah terdapat beraneka ragam jenis atap genteng, namun kali ini saya akan menjelaskan cara menghitung kebutuhan rangka atap dan jumlah genteng per meter masing-masing jenis genteng.

  1. Jumlah kebutuhan bahan rangka kayu permeter persegi untuk genteng keramik dan genteng morando:
    Kaso 5/7 = 0,011 meter kubik
    Reng 3/4 = 0,019 meter kubik
    Paku = 0,045 kg
    Jumlah genteng = 15 buah

  2. Jumlah kebutuhan bahan rangka kayu per meter persegi untuk jenis genteng beton adalah sebagai berikut:
    Kayu kaso 5/7 cm = 0,011 meter kubik
    Reng kayu 3/4 = 0,014 meter kubik
    Jumlah paku = 0,025 kg
    dan jumlah genteng beton = 10 buah

  3. Jumlah kebutuhan bahan per 1 meter kubik rangka atap untuk genteng plentong adalah sebagai berikut:
    Kayu kaso 5/7 cm = 0,011 meter kubik
    Kayu reng 2/3 = 0,007 meter kubik
    Paku = 0,045 kg
    dan jumlah genteng plentong = 25 buah
Contoh cara menghitung kebutuhan rangka atapMarilah kita coba menghitung berapa kebutuhan rangka atap dan jumlah genteng dengan contoh kasus luas atap rumah adalah 120 meter persegi.
Berapa kayu kaso, reng dan geteng yang perlukan.

  1. Setelah dihitung luas atap, misalnya diperoleh angka 120 meter persegi.
  2. Menentukan jenis genteng yang akan dipasang, karena hal ini mempengaruhi struktur kerangka atap (lihat contoh tiga koefisien di atas).
  3. Misalnya kita akan menggunakan jenis genteng keramik, akan diperoleh hasil sebagai berikut:
    Kayu kaso 5/7 = 120 X 0,011 = 1,32 meter kubik
    Kayu reng 3/4 = 120 X 0,019 = 2,29 meter kubik
    Paku yang perlukan = 0,045 X 120 = 5,4 kg
    Dan jumlah genteng keramik yang diperlukan = 120 X 15 = 1800 buah
Demikian cara menghitung rangka atap dan genteng. Jika ada cara lain untuk menghitung jumlah material rangka atap silakan tulis di kolom komentar, siapa tahu bermanfaat juga bagi pengunjung lain. Semoga bermanfaat.
Share:

Menghitung Luas rangka atap baja ringan

Cara Menghitung Luas rangka atap baja ringan adalah menggunakan luas permukaan miring, dimana luas rangka atap bajaringan telah meliputi oversteck dan kemiringan atap. dengan cara penghitungannya sbb:

Misal:

Panjang : 10 m1
Lebar : 10 m1
oversteck : 0.60 m
kemiringan atap: 30 derajat (cosinus 30 = 0.8660)
bentuk atap limas (jatuh air ke empat sisi) dengan oversteck keliling ( depan, belakang, kanan,kiri )
Menentukan luas datar:

Luas Datar = (Panjang + oversteck) x (lebar + oversteck)

= (10+0.6+0.6) x (10+0.6+0.6)
= 11.2 x 11.2
= 125.44 M2
Menentukan Luas miringnya:
Luas Miring = Luas datar / cosinus kemiringan atap = 125.44 / 0.8660
= 144.85 M2

Maka Luas Rangka atap Bajaringannya adalah = 144.85 M2

Share:

Cara menghitung biaya m2 pagar besi rumah minimalis dan kebutuhan hollow

Cara menghitung biaya m2 pagar besi rumah minimalis dan kebutuhan hollow secara teliti dari pandangan bengkel las besi bisa dilakukan dengan melihat dulu bagaimana desain bentuk pagarnya, dari situ dapat kita lihat seberapa banyak material besi hollow atau pipa yang dipakai, seberapa banyak material dan alat bantu yang diperlukan seperti kawat las, mesin las, dll. lalu ditambahkan dengan ongkos upah tenaga kerja. dari data-data tersebut bisa dihitung berapa total biaya yang dibutuhkan untuk membuat pagar, dan berapa harga jual ke konsumen dalam satuan per m2.

Dari sudut pandang masyarakat umum rata-rata cukup mengetahui berapa biaya pembuatan pagar besi rumah minimalis per m2, lalu kita hitung berapa luas pagarnya untuk dikalikan dengan harga /m2 maka ketemulah total ongkos pembuatan pagar besi minimalis. berikut uraian perhitunganya, ini juga sekaligus bisa dijadikan sebagai analisa usaha bengkel las pagar besi 🙂

Gambar denah pagar besi minimalis

pada gambar denah pagar tersebut bisa kita lihat ada dua buah pintu besi minimalis, yang sebelah kiri lebarnya 1m, yang sebelah kanan lebarnya 2,175m dibagi tiga lipat dengan masing-masing lebarnya 0,725m.

Gambar tampak pagar besi minimalis

pada gambar tampak depan pagar tersebut bisa kita lihat pintu sebelah kiri tingginya 1,2m. yang sebelah kanan tingginya juga 1,2m. bagian tepi memakai besi hollow 3cm, sedang ruji-ruji bagian tengah memakai besi hollow 2cm.

Menghitung kebutuhan besi hollow pagar minimalis

Pintu pagar kiri

  • Luas = 1m x 1,2 m = 1,2 m2.
  • Besi hollow 3cm = 1m + 1m + 1,14m + 1,14m + 1,5m + 1,5m = 7,28 m.
  • Bessi hollow 2cm = 11bh x 1,14m = 12,54 m.

Pintu pagar kanan

  • Luas = 2,178m x 1,2m = 2,6136 m2.
  • Besi Hollow 3cm = (3 bh x (0,725m +0,725m +1,14m +1,14m ))+1,5m +1,5m = 14,19m.
  • Besi Hollow 2cm = 3bh x ( 7bh x 1,14m) = 23,94m.

Jadi total luas pagar = 1,2 m2 + 2,6136 m2 = 3,8136 m2.

total kebutuhan besi hollow

  • Besi Hollow 3cm = 7,28 m +14,19m = 21,47 m. jumlah batang = 21,47/6 =3,587 btg.
  • Besi Hollow 2cm = 12,54 m +23,94m = 36,48m. jumlah batang = 36,48/6=6,08 btg.

Menghitung biaya m2 pagar besi rumah

kita cari data dulu harga besi hollow 30 x 30 dan 20 x 20, lalu kita hitung biayanya

  • Besi Hollow 30×30 = 3,587 btg x Rp.70.000,- = Rp.251.090,-
  • Besi Hollow 20×20 = 6,08 btg x Rp.50.000,- = Rp.304.000,-
  • Kawat las = Rp.50.000,-
  • Tukang besi 2 orang 3 hari = Rp.600.000,-
  • Cat besi = Rp.300.000,-
  • lain-lain = Rp.100.000,-

Total biaya pembuatan pagar besi minimalis seluas 3,8136 m2 = Rp.1.605.090,-

  • jadi biaya per m2 = Rp.1.605.090,- / 3,8136 m2 = Rp.420.885,-
  • harga jual pagar besi perm2 dipasaran = Rp.550.000,-
  • Keuntungan = (Rp.550.000,- x 3,8136m2) – Rp.1.605.090,- = Rp.492.390,-

Begitulah cara menghitung luas pagar besi minimalis, kebutuhan besi hollow dan biaya pembuatanya, semoga bermanfaat 🙂

Share:

Metode kerja pemasangan kanstin

Permukaan tanah yang telah padat yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki ketidak-sempurnaan pondasi.

  1. Cleaning (Pembersihan) lapangan area untuk pekerjaan kanstin, pastikan permukaan tanah sudah rata dan padat.
  2. Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi dan hindarkan pemasangan secara acak.
  3. Agar pemasangan bisa dilaksankan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat pembantu yaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4 m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak bunga atau konstruksi lain, maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola tetap dapat dipertahankan.
  4. Pada pemasangan kanstin berikan jarak 1 – 2 CM untuk spasi antar kanstin.
  5. Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik pemasangan kanstin harus mengikuti alur pemasangan kanstin.
  6. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
  7. Pola Pemasangan kanstin harus sesuai urutan secara teratur agar pemasangan dapat tersusun rapi dan baik.
Share:

Metode pekerjaan paving block

Persyaratan dan tata cara Pemasangan Paving. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

1. Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.

2. Lapisan Subbase

Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.

3. Kanstin/Penguat Tepi

Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.

4. Drainage/Saluran Air

Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.

5. Kelengkapan Peralatan Kerja

Peralatan yang kita butuhkan harus sudah disiapkan sebelum pemasangan paving dimulai. Adapun alat-alat yang kita butuhkan adalah sebagai berikut:

5.1. Mesin Plat Compactor (Stamper Kodok) dengan luas permukaan plat antara 0,35 s/d 0,50 m2 dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dengan frekwensi getaran berkisar 75 s/d 00 Hz.
5.2. Alat Pemotong paving (Cutter).
5.3. Kayu yang diserut rata/jidar untuk Levelling Screeding abu batu/pasir.
5.4. Benang.
5.5. Alat handling berupa Lori/gerobak untuk pemindahan paving.
5.6. Pin stick/Linggis yang bagian bawahnya dibuat runcing melebar sebagai naating.

6. Cara Pemasangan Paving

6.1. Abu batu/pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.

6.2. Penggelaran abu batu/pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan paving terpasang dengan tebal screeding. 6.3. Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas lapisan abu batu/pasir alas (laying course).

6.4. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.

6.5. Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelah penggelaran abu batu/pasir alas. Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.

6.6. Memasang paving harus maju, dengan posisi sipekerja diatas block yang sudah terpasang.

6.7. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan paving minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum kerataaan antaar block tidak boleh melebihi 3 mm.

6.8. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan paving dan seera dilanjutkan dengan pemadatan paving.

6.9. Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20 kN dan getaran dengan frekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasangan paving tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati pasangan paving tersebut.

Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk memadatkan abu batu/pasir alas dengan penurunan 5 – 15 mm (tergantung abu batu/pasir yang dipakai).

Pemadatan putaran kedua, disertai dengan menyapu abu batu/pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.

Share:

Paving Block Dengan Kanstin Pra Cetak

Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir alas.

Bentuk beton pembatas bermacam-macam dan proses pembuatannya beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara manual atau dengan alat slipform.

Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser.

Untuk itu dilakukan hal sebagai berikut :

  1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm;
  2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih dalam keadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas sesuai dengan benang pembantu;
  3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
  4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA;
  5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai saluran untuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas dan lapisan blok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena gesekan roda kendaraan.

Pasir Alas
Pasir alas adalah pasir dengan ketebalan tertentu sebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

  1. Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm seperti pasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran lain;
  2. Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari 10% dan bersifat gembur;
  3. Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh lebih 5 cm; untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton yang disusun sejajar memanjang ; selain itu juga dapat digunakan benang pembantu sebagai referensi.
  4. Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi;
  5. Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki sebelum penebaran pasir alas dimulai
  6. Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang dapat berfungsi sebagai rel pembantu;
  7. Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan secara tahap;
  8. Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat memudahkan pelaksanaan;
  9. Pasir alas yang sudah dirataakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak atau dipakai menumpuk bahan;
  10. Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m dengan demikian pada sore hari dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok;
  11. Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari baris terakhir paving blok;
  12. Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya agar digemburkan dan diratakan kembali;
  13. volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5 m setiap 100 m paving blok.

Pemasangan Pola
Pemasangan baris pertama harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap beton pembatas. Lubang- lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan. Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola harus dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi pembatas dengan pola susun bata melintang.Pola Pemasangan Paving BlockPola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya. Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher) , anyaman tikar ( basket wave ) , tulang ikan ( herring bone ), untuk perkerasan jalan diutamakan penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih baik.

Share:

Cara Menghitung Volume Jalan Burda

Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burda, berikut cara untuk menghitung volumenya:

Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.

Burda
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3

Sktesa gambar dan contoh perhitungan volume bisa Anda bisa melihat pada gambar di tas.
Share:

Cara Menghitung Volume Jalan Burtu

Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan burtu, berikut cara untuk menghitung volumenya:

Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.

Burtu
=3 m x 1 m = 3 m2
Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2
Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3

Untuk sketsa jalan dan cara perhitungan, Anda bisa melihat gambar di atas.
Share:

Cara Mengitung Volume Jalan Sirtu

Cara untuk menghitung volume jalan sirtu sebenarnya cukup mudah, karena hanya menghitung kebutuhan sirtu (pasir batu) saja. Seperti terlihat pada gambar di atas, cara untuk menghitung volumenya adalah:

Volume per 1 m', sirtu dengan ketebalan 10 cm, lebar jalan 3 meter
=0,1x3x1
=0,3 m3

Jadi, kebutuhan bahan untuk urugan siru/m' dengan lebar jalan 3 meter adalah 0,3 m3. Misalkan saja lebarnya berbeda dan tebal urugan juga berbeda, kita tinggal mengalikan dengan rumus yang sama.
Share:

Cara Menghitung Volume Jalan Mac Adam

Bagi Anda yang ingin menghitung volume jalan sirtu, berikut cara untuk menghitung volumenya:

Volume per M' dengan asumsi lebar jalan 3 meter.

Sirtu
=3 m x 1 m = 3 m2

Telford 10/15
=3 m x 1 m = 3 m2

Urugan sirtu bahu
((0,15 + 0,10)/2) x 2 m x 1 m' = 0,25 m3

Anda bisa melihat gambar dan cara perhitungannya pada gambar di atas

Share:

Cara Menghitung Volume Jalan Paving Dengan Kansteen Bata

Bagi Anda yang ingin mengetahui cara menghitung volume jalan paving dengan kasnteen bata, berikut contoh perhitungannya:

Misal:
Lebar jalan = 2,5 m, list bata (kansteen) dua sisi, ketebalan urugan 5 cm
Kebutuhan untuk 1 m' adalah sebagai berikut:

Pasir urug
= 0,05 m x 2,5 m x 1 m = 0,125 m3

Paving block
= 2,5 m x 1 m = 2,5 m2

List bata
= (1 m x 0,15 m x 0,2 m) x 2 = 0,06 m3

Anda bisa melihat sketsa dan contoh perhitungannya pada gambar di atas.

Share:

Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja

Dalam sebuah proyek konstruksi, keuntungan yang bakal diperoleh oleh Kontraktor sangat dipengaruhi oleh faktor waktu dan tenaga kerja. Menyelesaikan proyek tepat waktu akan menghemat biaya, pengerahan tenaga kerja dengan maksimal pun juga sangat menentukan, sehingga sebelum mengerjakan sebuah proyek sudah seharusnya menghitung-hitung dulu dengan teliti berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan agar proyek bisa diselesaikan tepat waktu.

Kita misalkan saja, sebuah pekerjaan pasangan dinding bata pagar belakang dengan tinggi 2 m, dan panjang 15 m, dengan Volume Luas = 2x15 = 30 m2

Analisa Harga Satuan :
Pasangan Bata Merah tebal 1/2 Bata dengan campuran 1:4

Kebutuhan Tukang batu pada pekerjaan Pas. Bata caranya adalah dengan mengalikan koefesien pada tabel analisis harga satuan dengan volume pekerjaan tersebut, yaitu sebagai berikut:

Pekerja
= 30 m2 x 0,300 Org/m2
= 9 Org

Tukang
= 30 m2 x 0,100 Org/m2
= 3 Org

Secara analisis kita membutuhkan pekerja sebanyak 9 orang dan tukang sebanyak 3 orang untuk sebuah pekerjaan pas. bata dengan volume 30 m2. Dalam penerapannya di lapangan bisa saja kita memangkas jumlah pekerja dengan mengoptimalkan hanya beberapa orang saja.

Bila diinginkan pekerjaan selesai dalam 3 hari, maka kebutuhan tukang batu tersebut adalah 9 Orang/Hari : 3 Hari = 3 Orang.

Share:

Cara Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja

Sebelum proyek konstruksi dimulai, biasanya pihak Kontraktor mengajukan Time Schedule untuk menentukan durasi/lama pengerjaan proyek tersebut. Untuk menghitung durasi pelaksanaan, kita tak lepas menghitung jumlah tenaga kerja yang harus disediakan untuk mencapai target tersebut.

Pada kesempatan ini akan kami ulas tentang cara menghitung jumlah tenaga kerja dalam sebuah pekerjaan. Ada beberapa alternatif yang digunakan untuk menghitung jumlah tenaga kerja dalam sebuaha pekerjaan, antara lain :

1. Pengalaman Pekerjaan Pengalaman merupakan guru yang paling berharga. Dari pengalaman dari setiap item pekerjaan konstruksi tentu dapat memperkirakan jumlah tenaga kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. 2. Standar Analisa Harga Satuan Pekerjaan SNI Dengan pedoman analisa harga satuan yang dikeluarkan SNI juga bisa menentukan jumlah material dan tenaga kerja dalam sebuah pekerjaan. Contohnya:

Misal sebuah pasangan batu bata merah dengan ukuran batu bata merah 5x11x22 cm dengan campuran spesi 1 PC : 4 PP seluas 60 m2. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dalam waktu 5 hari?

Langkah pertama adalah kita lihat indeks tenaga kerja pekerjaan tersebut di SNI (yang kami pakai SNI 2007), yaitu :

Tenaga Kerja :
Pekerja 0,600
Tukang Batu 0,200
Kepala Tukang 0,020
Mandor 0,030

Jumlah Tenaga Kerja adalah :
0,600 x 60 m2 = 36 hari pekerja
0,200 x 60 m2 = 12 hari tukang batu
0,020 x 60 m2 = 1,2 hari kepala tukang
0,030 x 60 m2 = 1,8 hari mandor

Sehingga apabila pekerjaan pasangan batu bata merah seluas 60 m2 tersebut akan dikerjakan selama 5 hari, maka jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebagai berikut :
36 hari : 5 = 7,2 dibulatkan 8 pekerja
12 hari : 5 = 2,4 dibulatkan 3 tukang batu
1,2 hari : 5 = 0,24 dibulatkan 1 kepala tukang
1,8 hari : 5 = 0,36 dibulatkan 1 mandor

Demikian ulasan tentang cara menghitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Semoga bermanfaat, terima kasih.....

Share:

Cara menghitung kebutuhan material dan upah fondasi batu kali

Pertama – tama yang kita hitung adalah volume dari fondasi tersebut per meternya, contoh gambar fondasi batu kali di samping, dimensi fondasi batu kali yang sering dipakai untuk rumah lantai satu, yaitu lebar atas 0,4 meter, tinggi fondasi 0,7 meter, lebar bawah fondasi 0,8 meter. Volume untuk 1 meter adalah : (0,4+0,8)/2 x 0,7 x 1 = 0,42 m3 Jadi untuk 1 meter fondasi batu kali seperti di gambar adalah 0,42 m3, andaikan panjang fondasi untuk membangun rumah sepanjang 45 m, makan total volume fondasi adalah 0,42 x 45 = 18,9 m3.

Untuk mengetahui berapa material yang di butuhkan dan berapa tenaga atau tukang yang di butuhkan, kita lihat analisa pekerjaan sipil. Di analisa tersebut ada beberapa campuran kita pilih sesuai dengan keinginan kita, disini kami menggunakan campuran 1 semen : 6 Pasir. Upah dan material yang di butuhkan sebagai berikut :

1 m3 Memasang fondasi Batu kali 1 PC : 6 Pasir

Bahan
1,2000 m3 Batu belah
2,9250 zak Portland Cement
0,5610 m3 Pasir pasang
Upah
1, 5000 OH Pekerja
0,6000 OH Tukang Batu
0,0600 OH Kepala tukang
0,0750 OH Mandor

Maka untuk menyelesai fondasi sebanyak 18,9 m3 diperluakan :
Batu Kali = 18,9 x 1,2 m3 = 22,68 m3
Semen = 18,9 x 2,925 zak = 55,28
zak Pasir = 18,9 x 0,561 m3 = 10,6 m3

Sedangkan untuk pekerja
Pekerja = 18,9 x 1,5 = 28,35 OH
Tukang batu = 18,9 x 0,6 = 11,34 OH
Kepala tukang = 18,9 x 0,06 = 1,134 OH
Mandor = 18,9 x 0,075 = 1,418 OH

(Faktor perkalian tersebut di dapat dari analisa pekerjaan sipil, silakan kunjungi Ebook 153 analisa pekerjaan sipil, Kami akan menjadi konsultan pribadi anda secara online)
Sehingga untuk menentukan harga borongan hanya kita kalikan aja pada harga setempat Atau bila kita akan menggunkan tenaga harian, berapa hari pekerjaan tersebut bisa di selesaikan, misalkan kita menggunakan 2 tenaga laden dan 2 tukang batu.
Caranga pekerja dari analisa didapat 28,35 dibagi dengan rencana tenaga yang akan kita kerjakan andai 2 orang 28,35/2 = 14 hari, sedangkan tukang 11,34/2 = 6 hari.
Jadi kalau 2 pekerja dan 2 tukang tdk balance maka tenaga ditambah lagi yaitu 2 menjadi 4 orang makan waktu yang di butuhkan 7 hari, tukang 2 orang 6 hari, sudah mendekati, sehingga untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan 4 tenaga dan 2 tukang dapat diselesaikan 6 hari.

Share:

Cara Menghitung Jumlah Semen Untuk Jalan Rabat Beton

Kebutuhan semen untuk pembangunan jalan dengan kontruksi rabat beton tentunya berbeda dengan kebutuhan semen untuk pembangunan tembok penahan tanah (TPT), pondasi atau bendungan. Ada rumus khusus untuk menghitung campuran beton, berapa zak semen, berapa pasir dan berapa split.
Tujuan menghitung jumlah semen untuk jalan rabat beton atau pembangunan suatu benda dari beton bertujuan agar kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan, sehingga bisa kuat, tahan lama dan tidak mudah rusak.
Berat semen per zak pada umumnya adalah 40 kg/ zak dan 50 kg/ zak. Keduanya boleh digunakan untuk campuran beton, tentunya dengan rasio yang berbeda. Rasio beton yang sering dipakai di lapangan adalah campuran 1:2:3 dan 1:2:4.
Cara menghitung jumlah semen untuk jalan rabat beton

Rasio campuran beton ini sudah ditentukan oleh perancang. Rumus cara menghitung jumlah semen untuk pembangunan jalan rabat beton dalam artikel ini diambil dari penggunaan rumus 7 dalam modul pelatihan Kader Teknik PNPM Mandiri Perdesaan tahun 2011.
Rasio beton 1:2:3 lebih kuat daripada 1:2:4, namun untuk banyak bangunan yang tidak memerlukan kekuatan yang tinggi seperti pekerjaan rabat beton dan fondasi, campuran 1:2:4 ini cukup kuat.
Rasio 1:2:3 atau 1:2:4 merupakan perbandingan volume bahan antara semen PC : pasir : split (batu pecah kecil) yang dipakai untuk membuat beton. Takarannya boleh menggunakan ember, dolak atau sejenisnya. Misalnya, jika menggunakan campuran 1:2:3 dengan ember maka untuk setiap 1 ember semen, harus ditambah 2 ember pasir dan 3 ember batu split dan sejumlah air bersih.
Untuk mempermudah menghitung jumlah semen yang dibutuhkan untuk pembangunan rabat beton, boleh menggunakan rumus di bawah ini:
Rasio BetonJumlah zak semen PC yang dibutuhkan untuk rabat beton (per 1 m3 beton)
40 kg / zak50 kg / zak
1:2:39,57,5
1:2:48,06,5
1:3:56,55,6
Contoh :
Pembangunan rabat beton sepanjang 100 meter, lebar 60 cm dan tebal 15 cm dengan campuran 1:2:4 memakai zak semen yang 50 kg/zak, maka cara menghitung jumlah semen, pasir dan batu splitnya adalah sebagai berikut:
#1. Langkah pertama
Langkah pertama adalah menghitung volume jalan yang akan dibangun dengan rumus panjang x lebar x tinggi (tebal). Karena satuan pada contoh di atas berbeda, maka terlebih dahulu harus menyamakan satuannya dari cm ke meter dengan cara dibagi 100.
Maka volumenya adalah : panjang 100 meter x lebar 0,60 meter x tebal 0,15 meter = 9,0 M3
#2. Langkah kedua
Setelah diketahui berapa volume rabat beton yang akan dibangun, langkah berikutnya adalah menghitung jumlah semen, dengan memperhatikan tabel rasio dan kebutuhan semen pada tabel di atas.
Kebutuhan semen untuk campuran 1:2:4 dengan zak yang 50 kg/ zak adalah 6,5 zak per tiap 1 M3. Maka jika volume rabat beton 9,0 M3, rumusnya adalah 9,0 M3 x 6,5 zak/M3 = 58,5 zak. Berarti kebutuhan semen untuk pembangunan rabat beton dengan volume 9,0 M3 adalah 59 zak (dibulatkan).
Itulah rumus menghitung jumlah semen untuk pembangunan jalan rabat beton, semoga bermanfaat.















Share:

Cara Menghitung Volume Galian Tanah Dengan Rumus Mudah

Dalam setiap pekerjaan konstruksi, hampir selalu ditemui pekerjaan galian tanah. Misalkan saja yang paling mudah untuk dijumpai adalah dalam pekerjaan pembangunan rumah, pekerjaan galian tanah pondasi wajib ada karena memang pondasi merupakan struktur inti dari sebuah bangunan. Bangunan rumah disini bisa dalam skala yang besar, misalnya gedung bertingkat, atau bangunan rumah sederhana. Semua butuh pndasi.

Untuk bangunan yang berskala besar, atau rumah yang dikerjakan atau direncanakan oleh tenaga ahli, tentu saja tak akan kesulitan untuk menghitung berapa volume galian tanah untuk pondasi, tapi bagi yang masih awam, bisa jadi kesulitan dalam menentukannya. Sebenarnya mudah saja, kalau tahu perhitungan rumus matematika, harusnya bisa menghitung berapa volume galian tanah.

Berikut ini akan saya berikan contoh cara menghitung volume galian tanah dengan rumus sederhana yang semoga saja mudah untuk dimengerti, untuk mempermudah, saya sertakan gambar contoh bentuk galian.

Contoh bentuk galian tanah yang pertama bisa lihat pada gambar berikut ini:

Contoh perhitungan dengan bentuk galian dan dengan menggunakan rumus seperti diatas:

Panjang galian = 100 meter

Tinggi galian = 0, 8 meter (80 cm)

Lebar galian = 0,5 meter (50 cm)

Rumus yang digunakan adalah

Volume = panjang x lebar x tinggi

= 100 x 0,5 x 0,8

= 40 m3

Sedangkan untuk contoh bentuk galian kedua seperti contoh berikut:

Panjang galian = 100 meter

Tinggi galian = 0, 6 meter (60 cm)

Lebar atas galian = 0,6 meter (60 cm)

Lebat bawah galian = 0,5 meter (50 cm)

Rumus yang digunakan adalah

Volume =(lebar atas + lebar bawah)/2 x tinggi x panjang

= (0,6 + 0,5)/2 x0,6 x 100

= 33 m3

Bagaimana, mudah, bukan?. Apa yang sampaikan diatas hanyalah sebuah contoh, Anda bisa menggunakan rumus-rumus diatas untuk menghitung berapa volume galian. Kalau sudah ketemu, Anda bisa menggunakannya untuk menghitung kebutuhan biaya yang diperlukan, karena biasanya dalam analisa biaya sudah muncul harga satuan per meter kubik galian, nanti tinggal dikalikan saja. Semoga bermanfaat.

Share:

Contoh Cara Menghitung Volume Talud

Bagi Anda yang ingin menghitung volume talud, berikut ini contoh perhitungan talud dengan asumsi bentuk dan ukuran talud seperti yang ada pada gambar dibawah ini:

Galian tanah

=[0,65 + 0,5] x 1/2 x 1 = 0,575 m3

Urugan tanah kembali

=1/3 x galian tanah = 1/3 x 0,575 = 0,191 m3

Pasangan Batu belah

I. = [0,2 + 0,4] x 1/2 x 0,75 x 1 = 0,225 m3

II. = 0,25 x 0,5 x 1 = 0,125 m3

total volume pasangan batu belah = 0,225 + 0,125 = 0,35 m3

Plesteran

=[0,2 + 0,1 + 0,1] x 1 = 0,4 m2

Pipa drainase

=0,7 x 1 = 0,7 m'

Nah, demikian contoh perhitungan volume talud dengan bentuk dan ukuran talud seperti apa yang ada di gambar. Talud diatas hanyalah sebuah contoh, dalam aplikasinya ada desain talud yang mungkin berbeda, demikian juga dengan ukurannya. Perlu di ingat, asumsi perhitungan diatas adalah untuk panjang talud 1 meter, hal ini untuk mempermudah dalam perhitungan. Bila panjangnya lebih berarti tinggal mengalikan panjang totalnya dengan volume per satu meter.

Contoh:

Dengan asumsi bentuk dan ukuran sama dengan gambar/perhitungan diatas, misalkan panjang total talud adalah 12 meter.

Galian tanah: 0,575 x 12 = 6,9 m3

Plesteran: 0,4 x 12 = 4,8 m2, dst.

Share:

Kesalahan Dalam Membuat Talud ~ Memasang Talud Tidak Rapi

Pada tulisan sebelumnya sudah saya uraikan terkait dengan pentingnya perencanaan dalam sebuah proses membangun. Sudah sedikit disinggung mengenai pentingnya perencanaan dan penggunaan sebuah perencanaan dalam proses pelaksanaan pekerjaan. Karena menjadi sebuah kesia-siaan apabila dibuat sebuah perencanaan tapi dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengacu pada perencaanaan yang sudah dibuat.

Kali ini akan saya contohkan mengenai sebuah pekerjaan pembuatan sebuah talud yang berada dipinggir jalan, yang dalam pelaksanaan pekerjaan tidak mengacu pada perencanaan yang sudah dibuat.

Tinggi talud melebihi jalan sehingga air dari jalan tidak dapat mengalir

Idealnya dalam membangun sebuah talud ketinggian talud tidak melebihi badan jalan, hal ini bertujuan agar air dari jalan bis mengalir lancar, tidak menggenang di jalan sehingga bisa merusak jalan. Kalau memang "terpaksa" diatas badan jalan, maka harus ada jaminan kalau air dari jalan dapat mengalir terbuang. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan membuat tali air atau tempat aliran air dengan kemiringan sesuai aliran air.

Pembuatan tali air tidak serong searah aliran air

Seperti sudah dsinggung diatas, untuk memperlancar aliran air agar tidak menggenang pada jalan, maka perlu dibuat tali air agar air dari jalan bisa mengalir lancar. Namun terkadang banyak yang tidak memperhatikan aliran air, dan asal membuat. Bila membuat tali air tidak serong sesuai aliran air, maka air dari jalan tidak bisa lancar mengalir.

Tidak memasang suling-suling pada badan talud

Pemasangan suling-suling itu sangat penting, agar air dari tanah samping saluran bisa mengalir dan talud tidak rusak. Suling-suling bisa dari pipa paralon, atau yang sederhana bisa menggunakan bambu.

Pemasangan talud lurus, berkelok-kelok tidak rapi

Talud rapi, harusnya ditarik benang agar pasangan lurus tidak berkelok-kelok, perlu dipasang bowplang dan diukur tinggi talud agar sama dan rapi. Apabila pasangan talud berada dilokasi yang lurus, maka akan sangat mengganggu pemandangan saat pasangan talud tidak lurus.

Pembuatan plesteran terlalu tebal

Plesteran idealnya 1,5-2,5 cm, kalau terlalu tebal bisa beresiko pecah, selain itu akan membuat boros material sehingga berpengaruh pada pembengkakan anggaran. Untuk talud biasanya plesteran hanya dibagian atas dan sedikit disamping, tapi semua kembali pada perencanaan, karena kondisi berbeda maka perencanaan terkadang juga tidak sama.

Sekali lagi saya tegaskan bahwa apa yang disampaikan diatas adalah contoh talud yang berada dipinggir jalan, jadi ada beberapa hal yang kurang pas diberlakukan apabila talud dibangun tidak dipinggir jalan. Namun, poin-poin tersebut sangat penting untuk diperhatikan. Jangan sampai pembangunan talud tidak bermanfaat secara maksimal karena pelaksanaan yang tidak mengacu pada perencanaan. Mohon koreksi apabila yang saya sampaikan tersebut ada yang keliru. Semoga bermanfaat.

Share:

Cara hitung RAB paving block per meter rumah anda

Mengestimasikan anggaran biaya untuk pemasangan paving block pada halaman rumah anda caranya sangat mudah dan sederhana. Untuk menghitung total kebutuhan paving block/conblock sebagai penutup lantai carport atau halaman rumah, langkah pertama adalah yang harus anda lakukan adalah menghitung dulu luas lantai yang akan ditutupi paving.

Misalnya luas carport adalah 3 m x 5 m = 15m2

setelah itu, kalikan dengan harga paving conblock per meter persegi ( m2 ) nya (conblok dijual dengan harga per m2).

Misalkan harganya Rp. 65.000,- per m2.

Jadi, total biaya nya adalah Rp 65.000 x 15 m2 = Rp. 975.000,-

Share:

Cara Menghitung Volume Dan RAB Pasangan Pondasi Batu Kali

Bagi Anda yang akan menghitung pondasi, berikut ini contoh cara menghitung volume dan RAB pasangan pondasi batu kali. Langkah-langkahnya hampir sama, pertama kali yang harus kita hitung adalah volume pondasi yang akan kita bangun.

Contoh perhitungan volume pondasi:

Panjang Pondasi=10 meter
Lebar atas pondasi= 25 cm
Lebar bawah= 50 cm
Ketinggian pondasi =60 cm
Volume pondasi per meter= (0,25+0,5)/2x0,6x1=0,225 m3
Jika panjang total pondasi adalah 10 meter, maka kebutuhan totalnya adalah: 0,225x10=2,25 m3
(lihat gambar)

Setelah ketemu volume, sekarang kita hitung kebutuhan bahan dan biaya untuk pekerjaan pondasi tersebut. DI bawah ini adalah contoh perhitungan RAB pasangan pondasi batu kali 1 pc:5 ps (1 semen : 5 pasir)


Koefisien (A)Satuan (B)Bahan & Tenaga (C)Kebutuhan bahan & tenaga untuk 2,25 m3 (=Ax2,25) (D)Harga Bahan & Upah (E)Biaya (=DxE) (F)
Bahan
1,200 m3Batu Belah 15/202,70093.750,00 253.125,00
136,000 KgPortland Sement306,0001.312,50 401.625,00
0,544 m3Pasir Pasang1,224125.000,00 153.000,00
Upah
1,500 OHPekerja3,37530.000,00 101.250,00
0,600 OHTukang Batu1,35042.500,00 57.375,00
0,060 OHKepala Tukang0,13545.000,00 6.075,00
0,075 OHMandor0,16940.000,00 6.750,00
Jumlah Total979.200,00

Dari perhitungan di atas bisa kita peroleh biaya untuk membuat pondasi dengan volume 2,25 m3 adalah Rp. 979,200,-. Pada gambar di atas hanya sebuah contoh, bentuk dan ukuran pondasi tentunya berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan konstruksi. Intinya, berapapun nanti ketemunya volume pondasi, analisa RAB sama seperti diatas, tinggal dikalikan dengan harga yang ada di pasaran, karena harga yang tertera di atas hanyalah sebuah contoh dan tidak baku.

Demikian contoh perhitungan pondasi batu kali, semoga bermanfaat.

Share:

Analisa Harga Satuan Pekerjaan Paving Block

Peerjaan paving block merupakan pekerjaan infrastruktur bangunan untuk area halaman, parkir, dan jalan lingkungan seperti sebelumnya pernah kami posting dalam artikel tentang Paving block untuk perkerasan jalan dan parkir yang ekonomis.

Bagaimana cara menghitung biaya untuk pekerjaan paving block? Secara prinsip sama dengan item pekerjaan yang lain, yaitu volume dikali harga satuan.

Untuk mengetahui harga satuan pekerjaan paving block dan kansteen, berikut ini kami coba sampaikan Analisa Harga Satuan Pekerjaan Paving Block menurut versi kami sendiri yang telah kami sesuaikan, bukan versi SNI, jadi mungkin ada perbedaan koefisien dengan analisa harga satuan versi SNI.

Harga Satuan Bahan dan Upah merupakan asumsi harga untuk contoh perhitungan saja, yang bisa bervariasi tergantung dari lokasi pekerjaan, pengalaman dan keterampilan tukang, dan banyak faktor yang lain. Untuk contoh perhitungan ini kita ambil asumsi sebagai berikut :

Harga Paving Block t= 6 cm per m2150.000,-
Harga Paving Block t= 8 cm per m2175.000,-
Harga Kansteen 60x14x30 cm per bh70.000,-
Harga Semen 50 kg per sak70.000,-
Harga Pasir Pasang per m3225.000,-
Harga Abu Batu per m3235.000,-


Harga Upah Pekerja per hari70.000,-
Harga Upah Tukang Batu per hari 100.000,-
Harga Upah Kepala Tukang per hari120.000,-
Harga Upah Mandor per hari150.000,-


Demikian Analisa Harga Satuan Pekerjaan Paving Block Dan Kansteen yang dapat kami sampaikan, semua pekerjaan paving block dan kansteen tersebut dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. semoga dapat menjadi bahan referensi bagi anda yang membutuhkan.

Share:

Cara Menghitung Volume dan Kebutuhan Paving Block Untuk Jalan

Paving block untuk jalan lingkungan sudah tidak asing lagi, karena di kota-kota sudah banyak jalan paving. Bahkan, di kampung-kampung pun sekarang pembangunan jalan lingkungan sudah menggunakan paving block.

Selain digunakan untuk pembangunan jalan lingkungan, paving block juga digunakan untuk penataan halaman rumah, halaman sekolah atau halaman kantor, alun-alun, taman dan tempat-tempat lainnya. Keunggulan jalan paving block di antaranya jalan tidak licin, pengerjaan cepat, bisa langsung dipakai dan tanah masih bisa menyerap air.

Cara Menghitung Volume dan Kebutuhan Paving Block Untuk Jalan

Langkah pertama menghitung kebutuhan paving block untuk jalan adalah harus diketahui dulu berapa volume jalan yang akan dibangun.

Misalnya, kita akan membangun jalan lingkungan sepanjang 300 meter dengan lebar 1 m, konstruksi jepit (konsteen) menggunakan bahan batu bata. Maka, perhitungannya volume jalan paving adalah:

Volume jalan: 300 m x 1 m = 300 m2

List penjepit atau kansteen kiri kanan: (300 x 0,2) x 2 sisi= 120 m2

Plesteran kansteen atau list bata: (300 x 0,2) x 2 sisi= 120 m2

Galian tanah kansteen: (0,15 x 0,2 x 300) x 2 sisi= 18 m3

Setelah diketahui volume jalan paving, selanjutnya menghitung kebutuhan bahan dan HOK berdasarkan perhitungan SNI 2010, yaitu mengalikan volume pekerjaan dengan koefisien. Lihat contoh RAB jalan paving block di bawah ini.

Contoh RAB Jalan Paving Block

NoJenis PekerjaanKoefisienSatuanVolume Total
APaving Block ( t = 6 Cm ) K-175m2300,00
Bahan
Paving blok Holand 6 cm K : 1751,0100m2303,00
Pasir pasang0,1000m330,00
Upah
Pekerja0,2000Org60,00
Tukang batu0,3000Org90,00
Kepala tukang batu0,0300Org9,00
Mandor0,0250Org7,50
Peralatan0,0500lot15,00
J u m l a h A
BList Batu bata 1 : 4m2120,00
Bahan
Bata merah70,0000Bh21.000,00
P C (50 kg)11,5000Kg3.450,00
Pasir pasang0,0430M312,90
Upah
Pekerja0,3200Org96,00
Tukang batu0,1000Org30,00
Kepala tukang batu0,0100Org3,00
Mandor0,0150Org4,50
J u m l a h B
CPlesteran List bata 1 : 4m2120,00
Bahan
P C (50 kg)6,240Kg1.872,00
Pasir0,024m37,.20
Upah
Pekerja0,200Org60,00
Tukang batu0,150Org45,00
Kepala Tukang0,015Org4,50
Mandor0,010Org3,00
J u m l a h C
DGalian Tanah KansteenM312,00
Upah
Pekerja0,400Org120,00
Mandor0,040Org12,00
J u m l a h D
Total
Demikianlah cara menghitung volume dan kebutuhan bahan material paving block untuk pembangunan jalan lingkungan, semoga bermanfaat.Untuk harga satuan faving block, bahan material lainnya dan upah kerja sesuai dengan harga satuan di daerah Anda. Harga bahan dan upah kerja di setiap daerah berbeda-beda, Anda bisa cek langsung ke toko bangunan langganan Anda. Untuk menghemat biaya pembangunan jalan dengan faving blcok ini, Anda bisa menghilangkan mandor dan kepala tukang.
Share:

Cara menghitung kebutuhan paving block atau Conblock per m2

Beginilah cara menghitung kebutuhan paving block atau conblock per m2, jumlah per meter perseginya akan berbeda untuk masing-masing bentuk entah itu model bata persegi panjang, hexagon segi 6, cacing, Trihex, Ubin besar, Ubin kecil, maupun bentuk yang lainya. untuk lebih mudahnya kita hitung saja luasan bidang yang akan dipasang conblock dalam satuan m2, nanti penjual paving akan menghitung sendiri berapa jumlah kebutuhanya, tapi jika kita ingin tahu secara detail berapa jumlah kebutuhanya, maka bisa menggunakan langkah sebagai berikut.

Kebutuhan paving block per m2 tipe bata, hexagon, cacing, trihex, ubin kecil, ubin besar Berikut daftar jumlah paving block per m2 berdasarkan macam-macam tipenya

  • Bata persegi panjang 21cm x 10,5 cm = 44 bh/m2
  • Hexagon Segi enam = 25 bh/m2.
  • Cacing 22.5cm x 11,2cm = 39bh/m2.
  • Trihex 19,7cm x 9,6cm = 39bh/m2.
  • Ubin kecil 10,5cm x 10,5cm = 88bh/m2.
  • Ubin besar 21cm x 21cm = 22bh/m2.
  • Topi uskup =3,3/m1.
Cara menghitung kebutuhan paving block

Rumus kebutuhan paving block = luas area pemasangan x kebutuhan paving block per m2.

Misalnya kita akan mengerjakan pekerjaan pasangan paving block dihalaman rumah ukuran 5m x 6m, berapa kebutuhan pavingnya untuk masing-masing tipe conblok, ayo kita hitung bareng-bareng

  • Luas halaman = 5m x 6m2 = 30m2.
Perhitungan jumlah paving untuk luas halaman 30m2 menurut berbagai tipe

  • Bata persegi panjang = 30m2 x 44 bh/m2 = 1320 bh.
  • Hexagon Segi enam = 30m2 x 25 bh/m2 = 750 bh.
  • Cacing = 30m2 x 39bh/m2 = 1170 bh.
  • Trihex = 30m2 x 39bh/m2 = 1170 bh.
  • Ubin kecil = 30m2 x 88bh/m2 = 2640 bh.
  • Ubin besar = 30m2 x 22bh/m2 = 660 bh.
begitulah cara menghitung kebutuhan conblock, untuk pekerjaan paving rata-rata jarang terjadi pecah, jadi kalau mau menambahkan angka keamanan sebagai jaga-jaga sebaiknya cukup sedikit saja, atau lebih baik kalau kurang beli lagi.

Sebenarnya toko atau supplier paving rata-rata sudah tahu berapa jumlah kebutuhanya dalam luasan sekian m2, jadi saat membeli kita hanya tinggal menyebutkan mau berapa meter persegi saja, karena harga jual paving juga dipatok dalam satuan m2

Share:

Berikut ini pola pemasangan paving block model batu bata :

Share:

TYPE KANSTIN

KANSTIN TAMAN

KANSTIN TROTOAR

TYPE KANSTIN

Share:

Kanstein

Kanstein merupakan produk beton yang berfungsi sebagai penguat tepi jalan yang dipasang paving block. Kanstein beton juga digunakan pada trotoar, separator, tepi badan jalan, jala taman, boulevard, dan sebagainya. Fungsi Utama kanstein beton adalah sebagai pengunci agar susunan paving block/conblock yang telah dipasang tidak bergeser dari susunan pemasangannya.

Kanstein beton dipasang terlebih dahulu sebelum paving block dipasang. Hal ini dilakukan agar paving block yang nantinya hendak dipasang tidak mudah bergeser dan mendapatkan sudut lurus demi meningkatkan nilai estetikanya.

Produk kanstein yang tersedia di pasaran biasanya diproduksi dengan mesin press. Produk kanstein dengan mesin press memiliki beberapa kelemahan seperti rendahnya kuat tekan beton, permukaan yang kasar dan mudah berjamur.

Produk kanstein kami diproduksi dengan sistem pengecoran (Wet Cast) untuk meningkatkan kuat tekan beton dan juga untuk kehalusan permukaan sehingga dapat mengurangi volume pemakaian cat dan meningkatkan ketahanan cat terhadap jamur serta memperkuat warna cat.

Produk kanstein yang kami produksi adalah sebagai berikut:

1. Kanstein Taman

Ukuran: 40 x 10 x 20 cm

IMG-20160602-WA0016 (2)

 

2. Kanstein B1

Ukuran 40 x 12 x 15 x 28 cmIMG-20160602-WA0018 (2)

 

kansteen 2 (2)

 

3. Kansteen Duduk

Ukuran 50 x 25 x 5 x 15 cm

IMG-20160602-WA0019 (2)

 

4. Kansteen 2 Fungsi

Bisa diletakkan untuk posisi tegak dan posisi duduk.

Ukuran 40 x 15 x 10 x 30 cm

IMG-20160602-WA0017 (2)

Kansteen 2 Fungsi

Share:

10 Langkah Pemasangan Paving Block

Sebagai kontraktor paving block yang telah berpengalaman dalam mengerjakan proyek pemasangan paving block/paving stone, kami akan membagikan beberapa tips cara pasang paving block yang baik kepada anda semua. Hal ini dikarenakan sering sekali kami mendapatkan pertanyaan dari konsumen tentang “Bagaimana Cara Pemasangan Paving Block yang Baik”. Berikut adalah 10 Langkah yang harus dilakukan dalam pekerjaan pemasangan paving block :

  1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
  2. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
  3. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
  4. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak bergeser.
  5. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
  6. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
  7. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
  8. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
  9. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
  10. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
Semoga bermanfaat.

Best Regards,

andre blogger

Share:

SITEMAP

Postingan Populer

Label

Arsip Blog